Aesthetic Insight

Aesthetic Outlook 2020 “Tweakments: The New Era of Beauty Movement”

27 Feb 2020
Aesthetic Outlook 2020 “Tweakments: The New Era of Beauty Movement” Tweakments menggambarkan anti klimaks dari kehebohan perawatan kecantikan yang dianggap berlebihan dan merubah wajah seseorang secara dramatis dan total

    Sebuah tren akan selalu memiliki masanya sendiri, begitu juga dengan tren di industri estetik. Perkembangan yang pesat dialami oleh industri estetika sehingga perubahan tren juga terjadi di setiap tahunnya. Banyak tren yang terjadi beberapa tahun ke belakang, mulai dari konsumen menginginkan hasil perawatan yang instan, bentuk wajah V-shape, anti-aging, beauty transformation untuk memiliki tampilan wajah yang lebih menawan, hingga tahun lalu muncul istilah sosial beauty, dimana kecantikan seseorang memiliki dampak pada kehidupan sosialnya.

     Di era sosial beauty sekarang, cantik tidak cukup hanya memiliki kulit sehat untuk bisa tampil lebih menarik, diperlukan berbagai perawatan kecantikan, tata rias, dan usaha lainnya. Orang akan selalu menilai penampilan atau kecantikan kita, sehingga kita akan berusaha tampil dengan sebaik mungkin, sampai merasa memiliki tampilan “perfect look”. Salah satu wadah untuk menunjukkan penampilan terbaik adalah di sosial media. Memang tidak bisa dipungkiri, pada zaman internet ini sosial media memiliki peran yang sangat masif di berbagai bidang, termasuk juga memberikan dampak terhadap di Industri estetika.

     Di akun Instagramnya Kylie Jenner mengunggah tampilan bibirnya yang biasanya sangat bervolume, plumpy, tiba – tiba tampil dengan bibir yang lebih natural. Ia membalas salah satu komentar dan mengaku bahwa dia menghilangkan filler di bibirnya. Banyak yang memberikan komentar positif terhadap penampilan baru dari bibirnya tersebut. Sekitar 3 bulan setelah itu, ia kembali melakukan prosedur filler bibir, namun dengan tampilan yang tidak terlalu tebal seperti sebelum – sebelumnya. 

    Di media sosial lebih banyak orang yang memberikan komentar positifnya terhadap tampilan yang natural. Hashtag seperti #NaturalLook banyak dipakai di media sosial untuk menunjukkan tampilan yang tidak berlebihan. Di sisi lain, netizen berkomentar sangat pedas saat mengkritik penampilan seseorang yang terlihat fake dan tampilan wajah yang tampak overdone. Dalam hal perawatan kecantikan banyak terjadi fenomena yang disebut dengan “overdone treatment.” Ini merupakan hasil perawatan kecantikan yang berlebihan sehingga tampilannya terlihat tidak natural. Banyak contoh dari hasil overdone treatment seperti trout pout lips yaitu bibir yang terlalu tebal, pipi yang tampak sangat tembam layaknya pillow face, alis yang terlalu tinggi hingga terkesan “judes”, atau rahang yang terlalu V-shape membuat tampilan wajah jadi tidak proporsional.

     Orang – orang sudah jenuh dengan tampilan yang berlebihan. Jika dilihat trend make up juga mulai bergeser, masyarakat sekarang suka dengan polesan yang ringan, tidak terlalu heavy atau cakey sehingga memberikan kesan menawan namun tetap tampak natural. Maka dari itu muncul juga tren no make up makeup look, flawless make up, dan effortless make up.

     Industri estetika juga mengikuti bergesernya tren masyarakat yang ingin tampilan natural. Pada acara yang bertajuk “Tweakments: The New Era of Beauty Movement” yang digelar pada Kamis, 13 Februari 2020 di Milieu Space, Surabaya, dr. Lanny Juniarti, Dipl. AAAM, Founder dan President Director MIRACLE Aesthetic Clinic Group menjabarkan, “Setelah banyak tren yang menghiasi industri estetika, kini konsumen sudah jenuh dengan tampilan yang berubah terlalu drastis. Sebelumnya banyak orang ingin tampilan V – Shape atau hidung mancung, beberapa hasilnya malah terjadi overdone, bahkan bisa membuat tampilan wajahnya menjadi tidak proposional. Lalu ketika seseorang tersebut membagikan foto maupun video dengan tampilan yang dirasa itu merupakan yang terbaik, bukannya apresiasi tetapi komentar pedas yang didapat. Oleh sebab itu, sekarang masyarakat mulai sadar bahwa seorang individu memiliki karakteristik kecantikannya masing-masing, sampai pada akhirnya muncul tuntutan yaitu tampilan yang tampak natural dan memesona sesuai dengan karakteristik personality-nya. Dalam hal ini yang disebut natural bukan berarti tidak melakukan perawatan, akan tetapi perawatan estetika yang dilakukan mampu menghasilkan tampilan yang tampak natural dan tidak berlebihan.”

     Lebih lanjut dr. Lanny menerangkan, “Munculnya istilah ‘tweakments’ merupakan suatu respon dari pelaku industri terhadap tuntutan masyarakat tersebut. Istilah ini dipopulerkan oleh jurnalis kecantikan di Inggris, Alice Hart Davis, yang menggambarkan anti klimaks dari kehebohan perawatan kecantikan yang dianggap berlebihan dan merubah wajah seseorang secara dramatis dan total. Tweakments merupakan perawatan estetika minimal-invasive yang dapat meremajakan kulit, mengatasi garis juga kerutan, mengencangkan kulit, mengatasi pigmentasi, pembentukan wajah dengan mengembalikan volume wajah dan menyesuaikan kembali proporsi dari setiap bagian wajah.” Perawatan yang termasuk dalam tweakments adalah perawatan injectables seperti Botox, dermal filler, threadlift, skinbooster dikombinasikan dengan perawatan berteknologi canggih layaknya Ultherapy, juga berbagai macam laser, dan tak ketinggalan juga perawatan seperti facial, maupun peeling. Dengan porsi tweakments yang tepat, seseorang dapat memiliki hasil tampilan yang tampak natural dan juga tidak berlebihan."

     MIRACLE Aesthetic Clinic sebagai salah satu leading brand di industri estetika Indonesia, memahami apa yang menjadi keinginan konsumen dan senantiasa berusaha memenuhi tuntutan masyarakat. Sejalan dengan tren juga munculnya tweakments, MIRACLE dengan metode pembentukan wajahnya yaitu Miracle Facial Architecture dapat menjadi solusi dari kebutuhan tampilan natural dari konsumen. Miracle Facial Architecture mengintegrasikan fasilitas perawatan yang telah dimiliki MIRACLE, baik menggunakan perawatan berbasis teknologi canggih maupun perawatan injectables, layaknya tweakments.

       Dr. Lanny menambahkan “Miracle Facial Architecture ini dilakukan secara holistik, yang mana tidak hanya asal melakukan perawatan.” Miracle Facial Architecture dimulai dari facial assessment, yaitu dokter melakukan analisa pada wajah pasien untuk mengetahui problem yang dialami pasien, sehingga dapat menentukan perawatan apa yang sebenarnya dibutuhkan dari setiap pelanggan, lalu merancang blueprint, yaitu menentukan titik -titik mana yang menjadi target perawatan pembentukan wajah. Tahapan pembentukan wajah tersebut terdiri dari:

1. Build Foundation, yaitu memperkuat fondasi wajah dengan memperbaiki struktur pada bagian tengah wajah yaitu pada bagian pipi.

2. Create Contour, dengan membentuk kontur wajah agar memiliki tampilan wajah 3D yang lebih simetris, proporsional, dan ideal pada wajah bagian atas dan bawah.

3. Focus on Refinement, untuk menyempurnakan detil dan harmonisasi setiap bagian wajah seperti area mata dan bibir.

    “MIRACLE percaya metode Miracle Facial Architecture mampu memberikan hasil perawatan yang aman, konsisten, tahan lama, dan tidak akan membuat wajah terlihat overdone. Sehingga, setiap Individu dapat tampil dengan versi terbaiknya tanpa menjadi seperti orang lain,” demikian ujar dr. Lanny mengakhiri penjelasannya.






Academy | Career | Legal | News | Privacy Policy

Miracle Aesthetic Clinic © 2024 All Rights Reserved